Kecapi Kawih
Kawih adalah bentuk karawitan sekar (vokal) yang terikat oleh birama
atau ketukan. Kecapi untuk mengiringi kawih berbeda dengan kecapi
pengiring tembang. Kecapi yang digunakan untuk mengiringi kawih ini
adalah kecapi siter dengan julah kawat 20. Biasanya menggunakan satu
atau dua buah kecapi. Jjika menggunakan dua buah kecapi, salah satu di
antaranya berfungsi sebagai kecapi indung dan yang lainnya sebagai
rincik. Suling pada kecapi kawih ini berfungsi sebagai lilitan lagu yang
kadang-kadang tempatnya digantikan oleh rebab sesuai dengan kebutuhan
lagu. Vokalis pada kesenian ini disebut juru sekar atau juru kawih.
Kesenian ini biasanya tampil menghibur dalam berbagai acara, baik
acara seremonial biasa maupun acara-acara hajatan. Hingga saat ini
dikenal beberapa pelaku seni kecapi kawih yang andal di Majalengka, di
antaranya E. Kusnadi, Oyo suharja, Wasman Rukmana, Daryono, Risnandar,
Soni Supriatna (suling dan rebab), Aceng Hidayat (suling), Dede Carmo,
Rasma Sudrajat, dan Dadang.
Kesenian kecapi kawih saat ini juga dikembangkan melalui media radio,
yaitu melalui siaran Haleuang Pasundan di Radika 100,3 FM Majalengka
oleh Group Panghegar. Kelompok seni kawih lainnya antara lain Manik
mekar Saputra (Cigasong), tandang Midang (Munjul), dan Kania Setra
(Maja).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar